Langsung ke konten utama

TIDAK ADA PERANTARA ANTARA HAMBA DENGAN ALLAH

Islam datang untuk memuliakan manusia; meninggikan kedudukannya, serta menghapus doktrin tentang hak mediasi pada segenap individu tertentu. Betapa pun sebagian orang memiliki keutamaan dan keistimewaan, namun kebahagiaan, pertaubatan, dan peribadatan sama sekali tidak berkaitan dengan mereka.

Dalam Islam tidak ada perantara yang dapat menghubungkan antara ibadah seorang hamba dengan Tuhannya. Karena Allah SWT sangat dekat dengan hamba-Nya. Dia mendengar langsung doa dan permintaan para hamba-Nya, melihat langsung ibadah dan shalat mereka, sehingga bisa memberikan pahala langsung tanpa perantara. Juga tidak ada manusia yang mempunyai otoritas ampunan dan taubat. Dengan demikian, kapan pun seorang hamba bertaubat dengan benar, maka Allah SWT akan langsung memberikan ampunan kepadanya. Seperti halnya juga tidak ada manusia yang mempunyai kekuatan luar biasa untuk mengubah bumi karena semua kekuatan ada di tangan Allah.

Selain itu Islam juga memerdekakan akal seorang muslim, menganjurkannya untuk berpikir menggunakan akalnya, serta dan menjadikan Al-Qur’an  dan sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan ketika terjadi perselisihan di antara mereka. Tidak ada seorang pun manusia yang memiliki otoritas absolut untuk diikuti segenap perbuatan dan perkataannya, kecuali hanya Rasulullah SAW. ini mengingat, tutur kata beliau selalu bersumber dari wahyu Allah SWT dan bukan dari hawa nafsu pribadi. Allah SWT berfirman, “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4).

Betapa besar limpahan nikmat Allah SWT kepada kita, berupa agama Islam yang selaras dengan fitrah manusia. Islam memuliakan dan menjadikan manusia sebagai tuan bagi dirinya sendiri. Sebagaimana Islam juga telah memerdekakan manusia dari peribadatan dan ketundukan kepada selain Allah SWT. 

Sumber: Panduan Praktis Muslim

Komentar